Kerlap kerlip cemara. Ruang makan tersaji hidangan panas. Obrolan mereka yang lama dipisahkan jarak. Kandung rindu terlep...

Lihatlah Keluar Halaman


Kerlap kerlip cemara.

Ruang makan tersaji hidangan panas.

Obrolan mereka yang lama dipisahkan jarak.

Kandung rindu terlepas oleh temu.



Berhiaskan pernak pernik indah.

Tepat pada pelataran sebuah toko,

bocah mengkilatkan kulit sepatu,

tuan menunggu nona yang sedang berbelanja.



Diiringi nyanyian sukacita.

Menggema mengisi ruang rumah sakit.

Lantunan doa penuh harap serta tangis.

Untuk kesembuhan orang yang tercinta



Kado yang didapatkan,

Di sebuah pulau terluar batas negara

Prajurit tangguh bersimbah air mata.

Melihat potret bayi pada sepucuk surat.



Pada malam yang sungguh indah.

Tong sampah tertumpah isinya.

Dikais anjing pencari makanan sisa pesta.

Bersaing dengan gelandangan tua.



Banyak dari kita terlupa.

Pencopet tampak meregang nyawa.

Setelah menerima hantaman petinju jalan.

Tanpa sempat merasakan dingin jeruji penjara



Tidak semua merasakannya.

Raung kencang mesin mesin pabrik.

Tiada yang berbeda dengan tanggal merah.

Sebab perut kosong tetap harus terisi.

(Richard Stevanus Sitio)




Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.